Cerita kali
ini adalah tentang Rayyan yang agak picky eater, meski makanan yang ia pilih
Alhamdulillah sebagian besar adalah jenis makanan sehat. Namun terkadang sifat
pilih-pilih makanannya ini cukup membuat saya repot juga.
Komunikasi
produktif yang ingin saya sampaikan ke Rayyan kali ini adalah saya ingin Rayyan
makan menu apa saja yang sudah tersedia, selain memudahkan saya dalam menyusun
menu kesukaan bersama, juga mengajak Rayyan agar tidak menyia-nyiakan makanan,
memahami apa itu mubazir, dan bagaimana caranya mensyukuri rezeki dari Allah.
Jadi si
Rayyan ini anak Ayah banget, persis, makan kudu sayur ((ajah)), dikasih lauk
pauk atau daging2an pasti dilepeh, alhasil emaknya melar. Nikmat yang bikin
nelangsa, sungguh..
Yang repot
sih kalo dia lagi bosen sama sayur, GTM nya kumat, membuat seisi rumah panik
(saya doang ding yang panik) karena alternatif menu apapun ia tolak, karena
lidahnya tidak terbiasa.
Pagi tadi,
setelah nonton Upin ipin makan ayam goreng dengan nikmat, bocah ini-pun tergoda
minta makan ayam goreng juga. Wah, sebuah pencapaian nih.. kesempatan baik bisa
mengenalkan ia dengan rasa ayam goreng.
singkat
cerita, karena dirumah lagi gak ada bahan, khawatir moodnya segera switch,
akhirnya kita ke warung makan, beli ayam goreng, membiarkan Rayyan memilih ayam
mana yang ia suka.
Sesampainya
dirumah, dimakanlah bulat-bulat ayam goreng itu, sengaja gak saya kasih nasi,
biar dia bisa belajar ngunyah tektur ayam yang biasanya dia lepeh tiap makan
(kebetulan dia sudah sarapan dan ayam ini ceritanya statusnya sebagai cemilan
saja)
Sembari asik
nggayem, si bocah 3y 11m ini nyeletuk dengan nada cempreng khas miliknya
"makan ayam enak juga ini.."
Seisi rumah
tertawa, kebetulan lagi ada Buti sama Bakung juga. Saya sebagai emaknya cuma
ngelus dada, sabar maak ini ujian..
Saya memuji
Rayyan sembari menyisipkan hipnoparenting, pesan alam bawah sadar ala saya,
mumpung si bocah lagi good mood “Dek, Bunda seneng dedek doyan emam. Apalagi
Allah, paling suuuka sama anak yang doyan makan apa aja dan habisin makanan
yang ada dipiring. Kalo makanan gak dihabiskan kan namanya mubazir, rezekinya
terbang. Nanti tiap emam, mam nya dihabiskan ya” Disini saya mencoba menerapkan
kaidah “Jelas
dalam memberikan pujian dan kritikan” semoga saja praktiknya benar
(heu..)
“iyaa,
Ndaaaa” sahutnya lucuk, ditambah dengan mukanya yang cemong ayam. Entah berapa
bagian dari kata-kata saya yang berhasil ia tangkap. Ia memang menyahut meski
tidak menoleh kepada saya. Optimis sajalah, setidaknya ia merespon saya dengan
positif. Sungguh itu sudah cukup menciptakan surga kecil dihati saya, sehat
shalih, muslih ya Nak!
#hari5 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbundasayang @institut.ibu.profesional
Terimakasih
sudah bersedia mampir dan menyempatkan membaca, saya akan senang sekali jika
teman-teman berkenan meninggalkan komentarnya dibawah ini – HENNY F LESTARI –
0 Komentar