Kali
ini sedang ingin introspeksi diri sendiri nih ceritanya. Mengalirkan sedikit
rasa. Berhubung lagi belum nangkep sinyal-sinyal cinta buat bikin artikel
inspiratif.
Hari
ini saya sedang butuh energi positif, banyak sekali yang terjadi. Sampai saya
tidak punya waktu untuk menghibur diri sendiri.
Saat
ruwet seperti ini, munculah cuplikan-cuplikan keinginan yang sampai saat ini
belum bisa saya lakukan, bahkan memulainya saja belum. Lalu munculah pertanyaan
kurang produktif “mengapa tugas saya sebagai ibu begitu banyak? Sehingga
membuat saya terlalu lelah untuk mencapai keinginan”
Okelah,
kata paksuami, dalam beberapa bidang yang aku minati, aku cukup berbakat,
(Alhamdulillah.. Terimakasih Paksuami, sejak mengenalmu kini aku bisa ‘switch’
menjadi pribadi yang lebih percaya diri)
Versi
paksuami, aku punya bakat. Tapi aku gak punya 'energi lebih', apalagi sekarang
kan aku udah jadi ibu, siapa lagi yang paling bertanggung jawab atas
perkembangan seorang anak kalo bukan ibunya (juga ayahnya sih). Masak iya
tetangganya?
Nah,
ketika aku menggeluti apa yg sedang aku senangi, tetiba saja anak butuh
bundanya.. aku bisa apa? Anak itu anugerah Allah, malu atuh sama Allah kalu
diurusin nya belakangan. Jadi begitulah siklusnya..
Itulah
mengapa, aku berdamai dengan diri, aku prioritaskan anak, ketimbang egoku.
Trus, gimana dengan rezeki? Tenaaaang, urusan rezeki itu hal sepele sekali bagi
Allah. Aku sih iyes!
Tugasku
saat ini melangsungkan hidup sebagai ibu, manajer keluarga. Mengatur urusan
keluarga se efisien mungkin ala ala manajer sungguhan. Pokoknya gimana caranya
urusan rumah simpel, anakpun terdidik mandiri.
"Sabar
Maaak, akan ada waktunya kita menggapai impian. Selesaikan saja dulu urusan
surga, maka dunia akan mengikuti.." Teriakku, ((dalam hati))
Untuk
bisa bangkit dari kejenuhan hari ini, saya coba menerapkan kaidah komunikasi
produktif pada diri sendiri, yaitu mulai menciptakan pikiran positif, dengan
kata-kata positif.
Soalnya,
karena kalo sudah jenuh begini, biasanya saya susah buat switch, moodboosternya
kadang ngerepotin warga seisi rumah.
Does
it work? Let’s see tomorrow..
In
Frame : Di atas kapal laut, menyusuri Selat Sunda, diantara Merak - Bakauheni.
Wefie ditemani Anak Gunung Krakatau yang menyembul malu-malu.
Henny
F Lestari
3 Komentar
Nggak apa, Bu. Semua ada waktunya. Btw, ngeblog tiap minggu sekali juga hal berguna, lho.
BalasHapusiyesh, itu dia Mba.. Moodbooster saya ini, salah satunya ya menulis gaje kayak gini haha.. Trims, Mba Dee.. sudi mampir hihi..
HapusBanyak-banyak nulis mbak, sapa tau bisa bikin hati gembira. Kaya saya, nulis buat menghilangkan kejenuhan. Ntar abis nulis, dibaca, terus ketawain tulisan sendiri, wkwkwkwk.
BalasHapus